Selasa, 12 Juli 2011

Pembelajaran Kuantum (TANDUR)

A.      Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum diambil dari istilah asing “Quantum Teaching”. Menurut Porter (2002:4) Quantum Teaching mencakup petunjuk tertentu  dalam upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.

Dalam pembelajaran kuantum ada beberapa konsep-konsep, yaitu quantum, pemercepatan belajar, dan fasilitasi. Quantum, berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.  Sehingga, Quantum Teaching
dapat didefinisikan sebagai gabungan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.  Pemercepatan belajar, berarti menyingkirkan hambatan yang dapat menghalangi proses belajar alamiah yang secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun suatu bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, dan “keterlibatan aktif” (Porter, 2002:5).  Fasilitasi, berarti memudahkan segala hal yang merujuk kepada arah implementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan proses belajar ke keadaannya yang mudah dan alami (Porter, 2002:6).

Azas utama dalam pembelajaran kuantum bersandar pada konsep bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.  Inilah azas utama sebagai alasan dasar di balik segala strategi, model, dan keyakinan dalam pembelajaran kuantum.  Segala hal yang dilakukan dalam kerangka pembelajaran kuantum, yaitu setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum, serta setiap metode instruksional dibangun di atas azas tersebut

Konsep bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama.  Belajar dari segala definisinya adalah kegiatan full-contact.  Dapat dikatakan bahwa proses belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia seperti pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh di samping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta pandangan terhadap  masa yang akan datang.  Dengan demikian, karena belajar berhubungan dengan orang secara keseluruhan, kemudahan dalam proses pembelajaran harus diberikan oleh siswa dan diraih oleh guru (Porter, 2002:6).

Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip tetap yang serupa dengan azas utama bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.  Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek pembelajaran kuantum (Porter, 2002:7-8).  Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.        Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas, bahasa tubuh kita, kertas yang kita bagikan hingga rancangan pembelajaran kita, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2.        Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam penggubahan kita mempunyai tujuan untuk proses pembelajaran.
3.        Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik adalah ketika siswa telah mengalami sebuah informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
4.        Akui setiap usaha
Proses belajar mengandung suatu risiko.  Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan.  Ketika siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
5.        Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan adalah sarapan pelajar juara.  Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Pembelajaran kuantum hampir sama dengan sebuah simfoni.  Jika kita menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman musik kita.  Kita dapat membagi unsur-unsur tersebut menjadi dua kategori, yaitu konteks dan isi (context and content).

Konteks merupakan kemegahan dari ruang orkestra itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor serta para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrumen dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik (rancangan).  Unsur-unsur ini berpadu dan kemudian menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluruh (Porter, 2002:8). Dalam bagian konteks ini, kita akan menemukan semua bagian yang kita butuhkan untuk menggubah (Porter, 2002:9), antara lain: (1) suasana yang memberdayakan, (2) landasan yang kukuh, (3) lingkungan yang mendukung, serta (4) rancangan belajar yang dinamis.

Bagian isi sama pentingnya dengan konteks.  Salah satu unsur dari isi adalah bagaimana tiap fase musik dimainkan (penyajian).  Isi meliputi fasilitasi sang maestro (guru), memanfaatkan bakat setiap pemain musiknya (siswa). Dalam bagian isi, kita akan mampu menemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apa pun, di samping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari, yaitu: (1) penyajian yang prima, (2) fasilitasi yang luwes, (3) keterampilan belajar untuk belajar, dan (4) keterampilan hidup (Porter, 2002:9).

Pembelajaran kuantum memodelkan filosofi pengajaran dan strateginya dengan maestro yang mengingatkan kita pada kerangka rancangan belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR (Porter, 2002:10), diantaranya:
1.        Tumbuhkan
Menumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiKu” (AMBAK), dan memanfaatkan kehidupan pelajar.
2.        Alami
Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar.
3.        Namai
Menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sehingga menjadi sebuah “masukan”.
4.        Demonstrasikan
Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.
5.        Ulangi
Menunjukkan kepada pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
6.        Rayakan
Memberi pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar