Nats : Yesaya 63: 16 (TB)
15 Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediaman-Mu yang kudus dan agung! Di manakah kecemburuan-Mu dan keperkasaan-Mu, hati-Mu yang tergerak dan kasih sayang-Mu? Janganlah kiranya Engkau menahan diri!
16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.
17 Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!
18 Mengapa orang-orang fasik menghina tempat kudus-Mu, para lawan kami memijak-mijak bait kudus-Mu?
19 Keadaan kami seolah-olah kami dari dahulu kala tidak pernah berada di bawah pemerintahan-Mu, seolah-olah nama-Mu tidak pernah disebut atas kami.
15 Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediaman-Mu yang kudus dan agung! Di manakah kecemburuan-Mu dan keperkasaan-Mu, hati-Mu yang tergerak dan kasih sayang-Mu? Janganlah kiranya Engkau menahan diri!
16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.
17 Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik kepunyaan-Mu!
18 Mengapa orang-orang fasik menghina tempat kudus-Mu, para lawan kami memijak-mijak bait kudus-Mu?
19 Keadaan kami seolah-olah kami dari dahulu kala tidak pernah berada di bawah pemerintahan-Mu, seolah-olah nama-Mu tidak pernah disebut atas kami.
Pengantar:
Berdoa, merupakan salah satu ciri orang beragama. Apakah Anda yakin? Bagaimana dengan orang atheis? Saya pernah baca suatu artikel tentang kaum komunis mengatakan demikian: "two hands working can do more than a thousand clasped in prayer" atau "dua tangan yang bekerja bisa melakukan lebih banyak daripada seribu tangan berdoa".Renungan:
Kitab Yesaya terbagi dalam 3 bagian: Proto (pra-pembuangan Babel, ps. 1-39), Deutro (era-pembuangan Babel, ps. 40-55), dan Trito (pasca-pembuangan Babel, ps. 56-66). Pada nats hari ini, kita belajar dari salah satu bagian pasca-pembuangan Babel. Pengagungan ke-Maha Kudus-an Allah di kediaman-Nya (ay.15), pengakuan Allah sebagai Penebus (ay. 16), dan kepemilikan Allah akan bangsa Babel (ay. 17). Dibalik setiap hal tersebut, bangsa Babel merasa seolah Allah membiarkan mereka tersesat dan ditindas orang-orang fasik maupun para lawan. Akan tetapi, mereka senantiasa menaikkan doa kepada Allah karena setiap hal yang meeka alami, suatu sikap yang luar biasa. Bagaimana dengan kita? Jika kita bandingkan dengan orang atheis, mereka tidak pernah berdoa, toh hidup mereka baik-baik saja, bahkan terkadang mereka mampu menjalani kehidupan yang lebih baik daripada kita yang berdoa. Lalu, mengapa harus berdoa? Doa merupakan sikap iman dari pribadi yang sudah mendapatkan keselamatan. Wujud syukur akan iman keselamatan itulah yang diwujudkan melalui doa. Semakin kita memahami makna keselamatan kita, maka sikap doa kita menjadi lebih baik, bukan bergantung kondisi.Refleksi:
Berapa kali kita berdoa dalam sehari?Apa tujuan dari setiap doa kita?
Bagaimana sikap doa kita pada saat sukacita maupun dukacita?
Tindak Lanjut:
Sama seperti bangsa Babel yang telah memperoleh keselamatan, seperti itulah seharusnya keyakinan doa kita kepada Allah. Berdoalah layaknya berkomunikasi dengan Empunya keselamatan kita, bukan karena berharap sesuatu dari doa kita.
“Berkomunikasilah melalui doa, agar setiap usahamu dan kerjamu menjadi sukacita bagimu, sesamamu, dan bagi Tuhan” - AR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar